Metode Islam menghadapi Benturan Peradaban

 Sekitar 14 abad yang lalu, telah berdiri sebuah Negara adidaya yang menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berdirinya. Sebuah Negara yang mampu menyatukan manusia dalam bingkai ukhuwah atas dasar aqidah, yakni aqidah Islam. Itulah Daulah Islam (Negara Islam), yang diproklamirkan oleh Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawarah yang kemudian diteruskan oleh para penerus estafet kepemimpinan kepala Negara tersebut dimulai dari masa Khulafaur Rasyidin hingga berakhir pada masa Khilafah Ustmani pada tanggal 3 maret 1924 silam.
Sejak runtuhnya institusi Khilafah pada 1924 itulah yang mengakibatkan umat Islam yang berjumlah 1,57 milyard hidup dengan kondisi terkotak-kotak atas nama nation-state atau Negara bangsa. Akibatnya, tiap-tiap individu umat Islam tidak saling menyatu baik dalam perasaan, pemikiran maupun system/aturan, sehingga lenyaplah kehidupan Islam yang berlandaskan atas aqidah dan syariah Islam di dalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat.
Apalagi disokong oleh budaya-budaya barat yang secara tidak langsung menyeret kejurang kekafiran, dari media cetak hingga elektronik semuanya dilakukan secara besar-besaran oleh musuh Islam dengan biaya yang luar biasa karena memang ambisi utama iblis dan pengikutnya adalah menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. 
Untuk menghadapi arus peradaban dunia barat yang sangat cepat sekali merusak tatanan kehidupan masyarakat muslim, maka untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah maka pendidikan secara Islam kepada generasi muda harus lebih ditingkatkan. Secara umum agenda untuk 'menyambut' benturan peradaban antara Islam dan Barat,  dapat diringkas sebagai berikut:

1.      Melakukan pembinaan di tengah-tengah umat.
Bagaimanapun, semua upaya penghancuran itu akan lebih mudah dihadapi kalau umat Islam kebal. Pembinaan (tatsqîf) di tengah umat adalah dalam rangka mewujudkan pola pikir yang islami, dan melatih ketahanan pola jiwa mereka dengan selalu berada dalam suasana taqarrub ilâ Allâh / mendekatkan diri kepada Allah. Baik disekolah-sekolah maupun dilingkungan masjid. maka peran ulama dan tokoh muslim sangat dibutuhkan.

2.      Melancarkan perang pemikiran dan mengungkap makar asing.
Penghancuran Islam sering tidak disadari oleh kaum Muslim. Karena itu, membongkar agenda tersembunyi dari penjajah (kasyf al-khuthath) harus selalu dilakukan. Mereka juga harus selalu mengkritisi pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan menyesatkan yang diklaim oleh kalangan liberal sebagai pemikiran Islam. Jika pemikiran-pemikiran ini tidak ditunjukkan kekeliruan dan kesalahannya, maka umat Islam yang awam akan menyangka bahwa hal itu adalah bagian dari Islam. Maka untuk menghindarkan hal itu adalah pengkajian kembali ajaran islam yang lurus dan sesuai sunah Rasulullah SAW, dimulai dari lingkungan keluarga lalu kelingkungan yang lebih luas.

3.      Membangun kesadaran politik Islam dan memberikan gambaran Islam sebagai solusi.
Kesadaran politik Islam yang benar harus ditumbuhkan di tengah-tengah umat. Yang dimaksud adalah politik Islam yang akan membebaskan manusia dari ketertindasan dalam segala aspeknya menuju pada keridhaan Allah semata-mata. Untuk itu, para aktivitis dakwah harus mampu memberikan gambaran syariat Islam yang murni sebagai solusi atas segala masalah manusia.

4.      Membangun tatanan politik Islam, yaitu Khilafah Islamiyah.
Dengan tumbuhnya kesadaran politik Islam di tengah-tengah masyarakat  maka  berarti  telah  tersedia  ‘perangkat keras’  (yaitu dukungan dari umat Islam) dan ‘perangkat lunak’ (yaitu konsep dan solusi Islam), yang diperlukan selanjutnya adalah membangun tatanan politik Islam, yaitu negara Khilafah Islamiyah. Dengan tatanan ini, upaya untuk menghentikan penghancuran Islam akan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien lagi.Saat ini memang kita berada dalam masa kekosongan khilafah Islam. Dan sesuai apa yang disampaikan Rasulullah maka setelah kekosongan tersebut akan muncul kembali khalifah Islam yang adil yang dipimpin oleh seorang yang bijak keturunan ahli bait Rasulullah. 
Maka kita sedang menanti masa tersebut. dan perjuangan tidak bisa selesai jika kita hanya berpangku tangan, menyibukan diri dengan pekerjaan duniawi, nonton TV yang penuh maksiat dan melupakan akhirat, membaca koran yang penuh dengan kabar "burung", waktu luang yang hanya digunakan untuk bersenang-senang, sampai lupa anak dan keluarga yang seharusnya jadi kewajiban pertama dan utama kita untuk diberi dakwah Islam. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, perjuangkanlah agama Islam dari sisi manapun dan dengan cara apapun yang disyari'atkan. Mari kita lakukan semampu kita, dakwah islam takkan pernah ada akhir sampai akhir hayat kita.

Keniscayaan Negara Khilafah dalam Menghadapi Benturan Peradaban 
Hancurnya Khilafah Islamiyah pada tahun 1924 telah melenyapkan "wadah" bagi peradaban Islam Dengan hancurnya Khilafah, peradaban Islam telah kehilangan kekuatan dan vitalitasnya. Dapat dikatakan, peradaban Islam nyaris musnah dari realitas kehidupan, karena Khilafah yang menopangnya telah tiada. Sebagai gantinya, peradaban Barat sekularlah yang kemudian mendominasi kaum Muslim saat ini. Yang merupakan ajaran-ajaran yang secara tidak langsung menjerumuskan umat kedalam pemikiran kafir dan yang akhirnya bisa menjerumuskan kedalam kekafiran juga, naudzubillah min dzalik.

Maka dari itu, eksistensi negara Khilafah adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi agar peradaban Islam dapat mengungguli peradaban Barat. Tentu, negara Khilafah yang akan terjun ke kancah benturan peradaban itu haruslah negara yang kuat, yang didukung oleh kekuatan ideologi, kekuatan ekonomi, dan kekuatan militer yang handal dan tentunya kemapanan ilmu Islam yang dimiliki bangsanya. Wallâhu a‘lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukuman Bagi Pezina dan Siksaan Pedih Di neraka

Status Anak Hasil Perzinaan / Hamil Diluar Nikah

Kenikmatan Paling Besar di Surga Bukan Pesta Seks, Tapi MELIHAT ALLAH SWT