Pengertian atau Definisi Islam Menurut Ulama Salaf (Terdahulu)
Islam adalah sebuah agama yang MengEsakan Allah SWT dan menjadikan Allah SWT satu-satunya sesembahan dan konsekuensinya mengingkari adanya Tuhan Selain Allah dalam apapun bentuknya dan dengan menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. dan Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan dari Langit / agama samawi, yang diturunkan dengan petunjuk Allah dalam al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui wahyu yang dibawa Malaikat Jibril. Berikut ini definisi Islam menurut ulama-ulama Terdahulu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam kitab An Nubuwwat "Islam adalah berserah diri kepada Allah saja tidak kepada yang lainnya, dia beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dia tawakkal hanya kepada-Nya saja, dia hanya takut dan mengharap kepada-Nya, dan dia mencintai Allah dengan kecintaan yang sempurna, dia tidak mencintai makhluk seperti kecintaan dia kepada Allah… siapa yang enggan beribadah kepada-Nya maka dia bukan muslim dan siapa yang disamping beribadah kepada Allah dia beribadah kepada yang lain maka dia bukan orang muslim".
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Thariqul Hijratain hal 542 dalam thabaqah yang ke tujuh belas: Islam adalah mentauhidkan Allah, beribadah kepada-Nya saja tidak ada sekutu bagi-Nya, iman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya, serta mengikuti apa yang dibawanya, maka bila seorang hamba tidak membawa ini berarti dia bukan orang muslim, bila dia bukan orang kafir mu'aanid maka dia adalah orang kafir yang jahil, dan status orang-orang ini adalah sebagai orang-orang kafir yang jahil tidak mu'aanid (membangkang), dan ketidakmembangkangan mereka itu tidak mengeluarkan mereka dari status sebagai orang-orang kafir."
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad rahimahullah berkata dalam Al Qaul Al Fashl An Nafiis hal 31: Islam itu adalah penyerahan wajah, hati, lisan dan seluruh anggota badan hanya kepada Allah tidak kepada yang lainnya, orang muslim itu bukanlah orang yang taqlid kepada nenek moyangnya, guru-gurunya yang bodoh dan berjalan di belakang mereka tanpa petunjuk dan tanpa bashirah". Sesungguhnya syirik itu menolak Islam, menghancurkannya, dan mengurai tali-talinya satu demi satu.
Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah mengatakan Islam adalah komitmen dengan tauhid berlepas diri dari syirik, bersaksi akan kerasulan Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mendatangkan rukun Islam yang empat lagi".
Definisi Muslim
Sedangkan Definisi Muslim menurut Syaikh Sulaiman Ibnu Abdillah Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam Taisiir Al 'Aziz Al Hamid hal 58: Siapa yang mengucapkan kalimat ini (Laa ilaaha Illallaah) dengan mengetahui maknanya, mengamalkan tuntutannya berupa menafikan (mengingkari) syirik dan menetapkan wahdaniyyah hanya bagi Allah dengan disertai keyakinan yang pasti akan kandungan maknanya dan mengamalkannya maka dia itu adalah orang muslim yang sebenarnya. Bila dia mengamalkannya secara dhahir tanpa meyakininya maka dia munafiq, dan bila dia mengamalkan apa yang menyalahinya berupa syirik maka dia itu kafir meskipun mengucapkannya (Laa ilaaha Illallaah)".
Definisi Syirik dan Musyrik
Syaikh Hamd Ibnu 'Atieq rahimahullah berkata dalam kitab Ibthalit Tandiid hal 76: Para ulama telah ijma bahwa sesungguhnya memalingkan satu dari dua macam doa kepada selain Allah, maka dia itu adalah musyrik meskipun dia mengucapkan Laa ilaaha Illallaah Muhammadun Rasulullah, dia shalat, shaum dan dia mengaku muslim."
Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Mishbahudh dhalaam hal 37: Siapa yang beribadah kepada selain Allah, dan menjadikan tandingan bagi Tuhan-nya, serta menyamakan antara Dia dengan yang lainnya maka dia itu adalah musyrik yang sesat bukan muslim meskipun dia memakmurkan lembaga-lembaga pendidikan, mengangkat para qadli, membangun mesjid, dan adzan, karena dia tidak komitmen dengan (tauhid)nya, sedangkan mengeluarkan harta yang banyak serta berlomba-lomba dalam menampakkan syi'ar-syi'ar amalan, maka itu tidak menyebabkan dia memiliki predikat sebagai muslim bila dia meninggalkan hakikat Islam itu (tauhid)".
Inilah sebagian perkataan ulama tentang Islam dan syirik. Sebelumnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mengisyaratkan dua macam syirik yang akan melanda umat ini secara besar-besaran yaitu syirik ibadatil autsaan (syirkul qubuur/syirik kuburan) dan syirkulluhuuq bil musyrikiin (syirkul qushuur wad dustuur/syirik aturan). Dan kedua macam ini telah merambah di tengah-tengah umat. Syirik yang pertama adalah syirik mutadayyiniin (syirik orang-orang yang masih rajin beribadah), ini bisa dilihat saat berjubelnya mereka di tempat-tempat dan kuburan-kuburan keramat. Dan syirik yang kedua adalah syirik 'ilmaaniyyiin (orang-orang sekuler) dan Islamiyyin (orang-orang yang mengaku dari jama'ah-jama'ah dakwah Islamiyyah yang dengan dalih maslahat dakwah mereka masuk atau menggunakan sistem syirik yang ada).
Dan di antara kemusyrikan yang nyata lagi terang yang sudah merambah dan mengakar adalah sistem hukum
demokrasi, Di mana intinya adalah yang berhak menentukan hukum dan perundang-undangan itu adalah rakyat atau mayoritas mereka yang diwakili oleh para wakilnya, namun prakteknya hukum dari rakyat untuk rakyat kenyataan untuk menindas rakyat, yang kebal hukum kaum konglomerat yang patut dihukum kaum melarat.Sedangkan di dalam Islam di antara hak khusus Allah adalah hukum dan undang-undang yang bila dipalingkan kepada selain-Nya maka itu adalah perbuatan syirik.Dampak dari hukum syirik itu anda lihat sendiri, kekacauan dinegri ini yang mayoritas penduduknya muslim namun seperti minoritas yang selalu dipojokkan, kemaksiatan merajalela tak terbendung karena pelakunya tidak kapok dengan hukum buatan manusia ini
orang islam difitnah teroris dengan cara-cara membuat makar bom bunuh diri pelakunya bercadar dan berjenggot supaya dikira pelakunya orang islam beneran dan sebagainya itu semua ulah intelejen dan oknum pembenci islam, islam adalah agama damai tak mungkin mengajari seperti itu, sebutkan mana ada perintah mengebom atau membunuh orang tidak bersalah dalam al-Qur'an maupun hadits?
Wallaahu alam
Sumber : Buku karya Syaikh Abu Ashim Al Maqdisy, Demokrasi Bukan Ajaran Islam
Komentar
Posting Komentar