Tanda Kiamat : Munculnya Boyband (berhala hidup)
by Muh. Ashabus Samaa;un
pembina. www.ashabul-muslimin.tk
Dalam kajian kali ini kami akan menyajikan sebuah kajian tentang
realitas umat islam yang sungguh memprihatinkan yang semakin membuat
nasib umat islam tambah terjajah dan terpuruk khususnya terkait dengan
generasi muda penerus bangsa dan agama. Yaitu permasalahan demam
korean pop atau band musik pop dari negara mancanegara tepatnya korea.
Bukan musiknya yang bahaya tapi karena yang lebih membuat heran adalah
tiket konser korea seharga berjuta-juta (kira-kira 700 ribu - 2,5
juta) habis ludes disikat para fans fanatik korea. bahkan yang lebih
aneh lagi mereka yang tidak kebagian tiket / kehabisan mereka menangis
histeris, sungguh aneh gagal membuang duit kok malah menangis.
Bukankah itu salah satu perilaku saudara setan yaitu BOROS.
Belum lagi para fans fanatik korea pada waktu mereka melihat idolanya
(baca:berhala) konser mereka menangis histeris seakan-akan melihat
tuhan. Hal itu bagi kita sebagai seorang muslim haruslah menganggap
hal itu tidak wajar karena mereka telah lebih mencintai artis-artis
kafir dari negara korea daripada nabi panutan umat (nabi Muhammad saw)
dan sahabatnya.
Selain itu barangkali hal seperti itu sudah mencapai tingkatan syirik
karena mencintai manusia melebihi cintanya kepada Allah Sang Maha
Pencipta. Terbukti ada yang mengantri tiket konser dari sebelum subuh
sampai rela menunggu jam 09 pagi tidak capek demi mendapatkan sebuah
tiket konser (baca: tiket neraka) sudah pasti banyak diantara mereka
yang sebagian besar remaja muslim meninggalkan sholat subuh hanya
untuk mendapatkan tiket yang harganya minta ampun itu. Kenapa mereka
tidak berpikir hal itu boros, merasakan susahnya orang tua mencari
uang, siang malam banting tulang untuk mencari nafkah untuk anak
isteri tetapi ternyata digunakan anaknya untuk hal yang amat sangat
sia-sia.
Dan juga mereka yang seperti itu kebanyakan orang yang tidak mau
bersyukur dan suka gengsi. Karena mereka berpikir yang penting senang
dan ikut-ikutan hura-hura dengan menghamburkan uang berjuta-juta untuk
hal yang sia-sia dan mereka mungkin tidak pernah berpikir
saudara-saudara muslim lain yang tidak mampu lebih membutuhkan uang
karena barangkali banyak para fakir yang makan sehari cuman sekali
atau bahkan 3 hari sekali karena tidak mampu membeli makanan.
Belum lagi mereka boyband itu dikabarkan adalah seorang homo dan lebih
terbukti dari pakaian kostum mereka saat konser menggunakan kostum
wanita, sungguh jika anda waras maka anda akan lebih mengatakan mereka
orang gila daripada seorang pemusik. Dan belum lagi yang girlband /
anak band perempuan dari korea, terkenal dengan gaya pakaian seronok
dan pengumbar aurot, pakai rock mini dan serba mengumbar syahwat yang
menimbulkan fitnah / bahaya bagi laki-laki yang memandangnya.
Oleh karena dampaknya yang luar biasa itu bagi akidah dan moral umat
islam maka semoga kajian singkat ini tentang fenomena demam korea pop
musik dan dampak buruk dari korea pop itu. mari kita simak
Apa itu Korea Pop / musik pop korea
K-pop, kepanjangannya Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis
musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan
kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer
di mancanegara. Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang
tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di berbagai
negara.(wikipedia)
Kalau menurut saya kpop itu adalah sering disebut boyband (anak band
laki-laki) dan girl band (anak band perempuan) yang berasal dari
negara "ginseng" atau korea. ciri -ciri mereka adalah pada waktu main
musik atau lewat video klip mereka tak ada yang main instrument musik
tapi hanya gerak badan diiringi musik dari pemutar kaset berbeda
dengan konser band umumnya yang menggunakan isntrumental musik, jumlah
anggotanya banyak sekitar 7-15 orang. mereka semua dominan pada vocal
dan gerak badan. Dan lebih mirip senam olahraga diriingi musik
pengiring dari pemutar kaset daripada sebuah band musik.
Kalau menurut saya sih musik mereka lebih mirip ke disco dan
nge-dance. Dan barangkali mereka terkenal karena modal wajah ganteng,
cantik dan imut. Dan secara nada musik menurut kami tidak terlalu
bagus tapi barangkali banyak yang nge-fans karena ketampanan rupa
bukan faktor suka pada musiknya.
dan karena kepopuleran mereka maka banyak artis-artis indo meniru
gaya dan penampilan mereka supaya kontraknya laku. itulah sedikit
contoh keadaan dunia entertainment saat ini. Lebih bersifat hura-hura
daripada unsur pendidikan. dan bahkan lebih dominan unsur perusak
moral yang kita dapatkan dari mengkonsumsi hiburan dari dunia
entertainement sekarang ini. kita memang patut waspada dengan hal
tersebut.
Fenomena demam Korea
Jika Anda penggemar music saat ini, khususnya dari band pop indonesua
tentu nama Sm*sh, 7 Icon, Max 5, Cherry Belle dan Hitz tak asing lagi?
Ya demam boys dan girls band sedang melanda dunia musik tanah air. Tak
hanya aliran musiknya, namun dandanan yang mereka pakai juga
menawarkan sesuatu yang berbeda. Penggambaran gaya Korea itu bisa
dilihat dari bagaimana gaya rambut, dandanan, fashion dan
pernak-pernik Korea menjadi muatan penting dalam garapan sinetron
tersebut. Tidak ketinggalan iklan televisi pun ikut bermain dengan
melirik kesan Korea dalam tayangan iklan di televisi.
Memang saat ini Industri musik di Indenesia sedang dilanda demam K-Pop
(Korean Pop). Genre music korea sekarang sekarang digandrungi kau
muda. Maka, tak heran sekarang banyak bermunculan group band baru. Bak
jamur dimusi penghujan. Kemunculannya menghentak dan membangkitkan asa
bagi kalangan mudan untuk berdandan ala korea. Standar pergaulan saat
ini yang ukurannya adalah style korea.
Tentu ini membawa implikasi luar biasa. Terutama bagi duni hiburan.
Banyak acara yang dikemas untuk memenuhi hasrat penggila K–Pop itu.
Sebut saja misalnya, kontes yang diadakan oleha sebuah stasiun
televisi swasta tanah air, Boys and Girls Band. Ajang pencari bakat
tersebut kebanjiran peminat. Mirip dengan acara serupa beberapa tahun
silam. Macam AFI, Indonesian Idol dan lainnya.
K-Pop sendiri adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea
Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus
batas dalam negeri dan populer di manca negara. Kegandrungan akan
musik K-Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Demam Korea
(Korean Wave) di berbagai negara.
Sejarah K-Pop sendiri ditandai dengan adanya musik pop Korea
pra-modern pertama kali muncul pada tahun dekade 1930-an akibat
masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal
musik pop di Korea. Pengaruh penjajahan Jepang atas Korea juga membuat
genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti
perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Penjajahan atas Negara
diikuti oleh penjajahan atas warna musik.
Kemudian pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat
mulai masuk dengan banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh
serdadu militer Amerika Serikat di pangkalan militer Amerika Serikat
di Korea Selatan. Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang
berbeda-beda, pertama adalah genre "oldies" yang dipengaruhi musik
barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock
diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Genre lain yang
cukup digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari
Jepang.
Debut penampilan kelompok Seo Taiji and Boys di tahun 1992 menandakan
awal mula musik pop moderen di Korea yang memberi warna baru dengan
aliran musik rap, rock, techno Amerika. Suksesnya grup Seo Taiji and
Boys diikuti grup musik lain seperti Panic, dan Deux. Tren musik ini
turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga
sekarang. Musik pop dekade 90-an cenderung beraliran dance dan hip
hop. Pasar utamanya adalah remaja sehingga dekade ini muncul banyak
grup "teen idol" yang sangat digilai seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies,
S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik ini sudah bubar dan
anggotanya bersolo-karier.
Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru yang berbakat mulai
bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika
mencetak artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang cukup
sukses di Korea dan luar negeri. Beberapa artis underground seperti
Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mi-rae) juga memopulerkan warna musik kulit
hitam tersebut.
Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya
Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun
Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan
kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa moderen yang
tidak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung-hyun dan Kim
Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan Jepang.
Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional
seperti BoA yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara.
Kemudian artis-artis lain seperti Rain, Se7en, Shinhwa, Ryu Shi-won,
dan sebagainya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik di Jepang.
Bagaimana K-POP Booming / membuat demam banyak orang
Semua berawal pada tahun 2002-an. Ketika itu ada beberapa stasiun
televise swasta yang menayangkan Korean Drama (Drama Korea). Drama
seri berjudul 'Autumn in My Heart' atau 'Autumn Tale' yang lebih
popular dengan judul 'Endless Love'. Setalah itu tak kurang dari 50
korean drama (K-Drama) yang membanjiri industri hiburan di tanah air.
Kepopuleran K-Drama di Indonesia tersebut membuat hiburan yang berbau
korea sangat diminati. Bahkan belakangan tidak hanya pada drama, namun
beralih juga pada musik. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa pemeran
drama Korea juga berprofesi sebagai penyanyi, sehingga menjadi idola
baru bagi masyarakat Indonesia. Contohnya drama Korea berjudul "Full
House" menjadikan Rain yang juga sebagai penyanyi, memperkenalkan
musik Korea di Indonesia. Sehingga membuat musik Korea marak menjajal
Indonesia. Korean pop atau K-pop mulai menggurita di kancah musik
Indonesia.
Terlebih lagi pada tanggal 4 Juni 2011 Indonesia dihebohkan dengan
sebuah festival bernama 'KIMCHI K-POP' (Korean Idols Music Concert
Hosted in Indonesia). Bertempat di Istora Senayan Jakarta Super Junior
(Suju) tampil yang juga menghadirkan bintang tamu lain dari Korea
yaitu Park Jung Min, The Boss, Girl's Day dan X-5. Terinspirasi dengan
boys band dan girls band Korea tersebut, kini lahir banyak boys band
dan girls band Indonesia. (sudahtahu.com)
Waspada Virus Perusak Akidah Pada Acara K-POP
Sebagai seorang muslim kita patut waspada dengan yang ada disekitar
kita, kita jangan asal ikut-ikutan senang tapi ternyata dampaknya
membayakan akidah sendiri. hadirnya artis Korea (K-POP) dalam blantika
hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagaian
besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari sinetron,
lagu, bahkan pakian dengan aksisorisnya menjadi kiblat bagi mereka
yang mengidolakan. Hampir semua remaja kini menggandrungi dan
cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak
tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai
bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironis, karena saking
inginnya untuk perfect dalam berbahasa Korea, seorang gadis fans berat
Korean Style dari Inggris benama Rhiannon Brooksbank-Jones mengoprasi
lidahnya.
Tidak saja di Indonesia, ternyata virus demam artis korea dengan
K-Pop-nya telah menjalar ke Negara Eropa. Sebuah media baru-baru ini
memuat kesuksesan artis Korea terlebih dalam dunia tarik suara, tidak
saja membooming di Asia, namun sudah menembus di Eropa. Hal ini
terbukti dengan suksesnya konser lima band asal Korea Selatan di Le
Zenith de Paris Concert Hall, Paris, Prancis yang digelar 10 Juni
lalu.
Bicara tentang keberhasilan dunia intertainment Korea, tentunya yang
dimaksud adalah Korea selatan yang pro dengan gaya hidup Barat
(Amerika). Tentulah tidak mengherankan jika yang mencuat, dan sedang
naik daun dalam dunia intertainment adalah Korea Selatan, bukan Korea
Utara. Karena media Barat sangat berjasa dalam memboomingkan
artis-artis Negeri Ginseng tersebut. Bukan tanpa maksud para awak
media Barat dengan kroni-kroninya menskenario popularitas artis Korea
dengan K-Pop, sinetron dan fashionnya. Tidak ada makan siang geratis
bagi Barat dalam setiap memberikan bantuan jasa kepada negara lain.
Ada misi tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan bagi peradaban
Barat dan Amerika pada khususnya. Penulis tidak bermaksud membahas
keuntungan apa yang diperoleh Barat terhadap Gelombang Korean Style,
namun lebih menfokuskan kepada bahaya apa yang dibawa fenomena
idolasisasi ini.
K-POP adalah Produk Hegemoni (invasi Budaya) Barat
Dr Adian Husaini, peneliti pemikiran dari INSIST, mengatakan, maraknya
idolasisasi terhadap hiburan inport (dalam hal ini Korea), merupakan
sebuah bukti bahwa betapa kuat arus globalisasi dalam bidang hiburan,
yang mana globalisasi mengarah pada "imperialisme Budaya" Barat
terhadap budaya lain. Inilah yang kemudian disebut dengan hegemoni
Barat. Hegemoni adalah mengendalikan negara bawahannya melalui
imperialisme budaya, misalnya bahasa (lingua franca penguasa) dan
birokrasi (sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan), untuk
memformalkan dominasinya. Hal ini membuat kekuasaan tidak bergantung
pada seseorang, melainkan pada aturan tindakan.
Menurut Antonio Gramsci bahwa dominasi Barat terhadap budaya di
negara-negara berkembang, bertujuan untuk memaksa negara berkembang
agar terpaksa mengadopsi budaya Barat. Sedangkan bagi Dr Adian, salah
satu misi dari hegemoni Barat terutama Amerika ialah mengekspor
moderintas dan memprogandakan konsumerisme. Dari pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan hegemoni Barat terhadap bangsa lain
adalah untuk melanggenkan dominasi peradabannya.
K-POP Berbaya bagi Aqidah Umat
Demam Korean style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal
ini disebabkan Korean style, selain mencemari tradisi budaya Indonesia
yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan
mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Agama. Korean style sebagai produk
globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan, telah mengikis akhlak umat
Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan
matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam
model busananya, menggeser polapikir para penikmatnya. Hal itu
kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.
Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset,
pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir
dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari
mereka dianggap positif dan selalu diup -date. Bahkan Minuman Wine
(bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan
menyehatkan meski agak memabukkan. Jika dikaji dalam perspektif hukum
Islam, gelombang Korean Style tidak saja bisa mengikis akhlak umat
Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan
karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai
artis ideola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku
sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar
dari akhlak Islam.
Sebuah peringatan keras dalam al-Qur'an bagi mereka yang menjadikan
idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik.
Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:
"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat
siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."
Menurut Ibn Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan lafadz
"auliya'" itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan
idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan
penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim,
bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari
mukmin menjadi munafiq. Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat.
Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun
lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna
al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).
Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa' 144, Allah melarang orang-orang
beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja
dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman
Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ
لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)." (QS:
Al-Nisaa'. 144).
Kesimpulan
Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele,
sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata tetapi ternyata
dibalik itu ternyata banyak penyimpangan-penyimpangan dan prilaku yang
menunjukan pertentangan dengan ajaran syari'at. Disamping korean pop
adalah produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style
telah membawah problem yang serius bagi umat Islam, problem yang
menyebabkan dekadensi akhlak dan dekonstruksi aqidah alias rusaknya
akidah. Karenanya, segenap kaum Muslimin, mari kita rapatkan barisan,
guna membentengi umat dari serangan virus yang lahir dari
globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberedaannya dapat
menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta memalingkan pengikutnya dan
tidak akan kembali. Bak anak panah, ia terlepar dari gendewanya.
Wallahu 'a'lam bi shawwab.
refrerensi :
- hidayatullah.com
- berbagai sumber
pembina. www.ashabul-muslimin.tk
Dalam kajian kali ini kami akan menyajikan sebuah kajian tentang
realitas umat islam yang sungguh memprihatinkan yang semakin membuat
nasib umat islam tambah terjajah dan terpuruk khususnya terkait dengan
generasi muda penerus bangsa dan agama. Yaitu permasalahan demam
korean pop atau band musik pop dari negara mancanegara tepatnya korea.
Bukan musiknya yang bahaya tapi karena yang lebih membuat heran adalah
tiket konser korea seharga berjuta-juta (kira-kira 700 ribu - 2,5
juta) habis ludes disikat para fans fanatik korea. bahkan yang lebih
aneh lagi mereka yang tidak kebagian tiket / kehabisan mereka menangis
histeris, sungguh aneh gagal membuang duit kok malah menangis.
Bukankah itu salah satu perilaku saudara setan yaitu BOROS.
Belum lagi para fans fanatik korea pada waktu mereka melihat idolanya
(baca:berhala) konser mereka menangis histeris seakan-akan melihat
tuhan. Hal itu bagi kita sebagai seorang muslim haruslah menganggap
hal itu tidak wajar karena mereka telah lebih mencintai artis-artis
kafir dari negara korea daripada nabi panutan umat (nabi Muhammad saw)
dan sahabatnya.
Selain itu barangkali hal seperti itu sudah mencapai tingkatan syirik
karena mencintai manusia melebihi cintanya kepada Allah Sang Maha
Pencipta. Terbukti ada yang mengantri tiket konser dari sebelum subuh
sampai rela menunggu jam 09 pagi tidak capek demi mendapatkan sebuah
tiket konser (baca: tiket neraka) sudah pasti banyak diantara mereka
yang sebagian besar remaja muslim meninggalkan sholat subuh hanya
untuk mendapatkan tiket yang harganya minta ampun itu. Kenapa mereka
tidak berpikir hal itu boros, merasakan susahnya orang tua mencari
uang, siang malam banting tulang untuk mencari nafkah untuk anak
isteri tetapi ternyata digunakan anaknya untuk hal yang amat sangat
sia-sia.
Dan juga mereka yang seperti itu kebanyakan orang yang tidak mau
bersyukur dan suka gengsi. Karena mereka berpikir yang penting senang
dan ikut-ikutan hura-hura dengan menghamburkan uang berjuta-juta untuk
hal yang sia-sia dan mereka mungkin tidak pernah berpikir
saudara-saudara muslim lain yang tidak mampu lebih membutuhkan uang
karena barangkali banyak para fakir yang makan sehari cuman sekali
atau bahkan 3 hari sekali karena tidak mampu membeli makanan.
Belum lagi mereka boyband itu dikabarkan adalah seorang homo dan lebih
terbukti dari pakaian kostum mereka saat konser menggunakan kostum
wanita, sungguh jika anda waras maka anda akan lebih mengatakan mereka
orang gila daripada seorang pemusik. Dan belum lagi yang girlband /
anak band perempuan dari korea, terkenal dengan gaya pakaian seronok
dan pengumbar aurot, pakai rock mini dan serba mengumbar syahwat yang
menimbulkan fitnah / bahaya bagi laki-laki yang memandangnya.
Oleh karena dampaknya yang luar biasa itu bagi akidah dan moral umat
islam maka semoga kajian singkat ini tentang fenomena demam korea pop
musik dan dampak buruk dari korea pop itu. mari kita simak
Apa itu Korea Pop / musik pop korea
K-pop, kepanjangannya Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis
musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan
kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer
di mancanegara. Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang
tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di berbagai
negara.(wikipedia)
Kalau menurut saya kpop itu adalah sering disebut boyband (anak band
laki-laki) dan girl band (anak band perempuan) yang berasal dari
negara "ginseng" atau korea. ciri -ciri mereka adalah pada waktu main
musik atau lewat video klip mereka tak ada yang main instrument musik
tapi hanya gerak badan diiringi musik dari pemutar kaset berbeda
dengan konser band umumnya yang menggunakan isntrumental musik, jumlah
anggotanya banyak sekitar 7-15 orang. mereka semua dominan pada vocal
dan gerak badan. Dan lebih mirip senam olahraga diriingi musik
pengiring dari pemutar kaset daripada sebuah band musik.
Kalau menurut saya sih musik mereka lebih mirip ke disco dan
nge-dance. Dan barangkali mereka terkenal karena modal wajah ganteng,
cantik dan imut. Dan secara nada musik menurut kami tidak terlalu
bagus tapi barangkali banyak yang nge-fans karena ketampanan rupa
bukan faktor suka pada musiknya.
dan karena kepopuleran mereka maka banyak artis-artis indo meniru
gaya dan penampilan mereka supaya kontraknya laku. itulah sedikit
contoh keadaan dunia entertainment saat ini. Lebih bersifat hura-hura
daripada unsur pendidikan. dan bahkan lebih dominan unsur perusak
moral yang kita dapatkan dari mengkonsumsi hiburan dari dunia
entertainement sekarang ini. kita memang patut waspada dengan hal
tersebut.
Fenomena demam Korea
Jika Anda penggemar music saat ini, khususnya dari band pop indonesua
tentu nama Sm*sh, 7 Icon, Max 5, Cherry Belle dan Hitz tak asing lagi?
Ya demam boys dan girls band sedang melanda dunia musik tanah air. Tak
hanya aliran musiknya, namun dandanan yang mereka pakai juga
menawarkan sesuatu yang berbeda. Penggambaran gaya Korea itu bisa
dilihat dari bagaimana gaya rambut, dandanan, fashion dan
pernak-pernik Korea menjadi muatan penting dalam garapan sinetron
tersebut. Tidak ketinggalan iklan televisi pun ikut bermain dengan
melirik kesan Korea dalam tayangan iklan di televisi.
Memang saat ini Industri musik di Indenesia sedang dilanda demam K-Pop
(Korean Pop). Genre music korea sekarang sekarang digandrungi kau
muda. Maka, tak heran sekarang banyak bermunculan group band baru. Bak
jamur dimusi penghujan. Kemunculannya menghentak dan membangkitkan asa
bagi kalangan mudan untuk berdandan ala korea. Standar pergaulan saat
ini yang ukurannya adalah style korea.
Tentu ini membawa implikasi luar biasa. Terutama bagi duni hiburan.
Banyak acara yang dikemas untuk memenuhi hasrat penggila K–Pop itu.
Sebut saja misalnya, kontes yang diadakan oleha sebuah stasiun
televisi swasta tanah air, Boys and Girls Band. Ajang pencari bakat
tersebut kebanjiran peminat. Mirip dengan acara serupa beberapa tahun
silam. Macam AFI, Indonesian Idol dan lainnya.
K-Pop sendiri adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea
Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus
batas dalam negeri dan populer di manca negara. Kegandrungan akan
musik K-Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Demam Korea
(Korean Wave) di berbagai negara.
Sejarah K-Pop sendiri ditandai dengan adanya musik pop Korea
pra-modern pertama kali muncul pada tahun dekade 1930-an akibat
masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal
musik pop di Korea. Pengaruh penjajahan Jepang atas Korea juga membuat
genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti
perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Penjajahan atas Negara
diikuti oleh penjajahan atas warna musik.
Kemudian pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat
mulai masuk dengan banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh
serdadu militer Amerika Serikat di pangkalan militer Amerika Serikat
di Korea Selatan. Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang
berbeda-beda, pertama adalah genre "oldies" yang dipengaruhi musik
barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock
diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Genre lain yang
cukup digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari
Jepang.
Debut penampilan kelompok Seo Taiji and Boys di tahun 1992 menandakan
awal mula musik pop moderen di Korea yang memberi warna baru dengan
aliran musik rap, rock, techno Amerika. Suksesnya grup Seo Taiji and
Boys diikuti grup musik lain seperti Panic, dan Deux. Tren musik ini
turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga
sekarang. Musik pop dekade 90-an cenderung beraliran dance dan hip
hop. Pasar utamanya adalah remaja sehingga dekade ini muncul banyak
grup "teen idol" yang sangat digilai seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies,
S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik ini sudah bubar dan
anggotanya bersolo-karier.
Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru yang berbakat mulai
bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika
mencetak artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang cukup
sukses di Korea dan luar negeri. Beberapa artis underground seperti
Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mi-rae) juga memopulerkan warna musik kulit
hitam tersebut.
Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya
Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun
Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan
kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa moderen yang
tidak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung-hyun dan Kim
Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan Jepang.
Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional
seperti BoA yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara.
Kemudian artis-artis lain seperti Rain, Se7en, Shinhwa, Ryu Shi-won,
dan sebagainya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik di Jepang.
Bagaimana K-POP Booming / membuat demam banyak orang
Semua berawal pada tahun 2002-an. Ketika itu ada beberapa stasiun
televise swasta yang menayangkan Korean Drama (Drama Korea). Drama
seri berjudul 'Autumn in My Heart' atau 'Autumn Tale' yang lebih
popular dengan judul 'Endless Love'. Setalah itu tak kurang dari 50
korean drama (K-Drama) yang membanjiri industri hiburan di tanah air.
Kepopuleran K-Drama di Indonesia tersebut membuat hiburan yang berbau
korea sangat diminati. Bahkan belakangan tidak hanya pada drama, namun
beralih juga pada musik. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa pemeran
drama Korea juga berprofesi sebagai penyanyi, sehingga menjadi idola
baru bagi masyarakat Indonesia. Contohnya drama Korea berjudul "Full
House" menjadikan Rain yang juga sebagai penyanyi, memperkenalkan
musik Korea di Indonesia. Sehingga membuat musik Korea marak menjajal
Indonesia. Korean pop atau K-pop mulai menggurita di kancah musik
Indonesia.
Terlebih lagi pada tanggal 4 Juni 2011 Indonesia dihebohkan dengan
sebuah festival bernama 'KIMCHI K-POP' (Korean Idols Music Concert
Hosted in Indonesia). Bertempat di Istora Senayan Jakarta Super Junior
(Suju) tampil yang juga menghadirkan bintang tamu lain dari Korea
yaitu Park Jung Min, The Boss, Girl's Day dan X-5. Terinspirasi dengan
boys band dan girls band Korea tersebut, kini lahir banyak boys band
dan girls band Indonesia. (sudahtahu.com)
Waspada Virus Perusak Akidah Pada Acara K-POP
Sebagai seorang muslim kita patut waspada dengan yang ada disekitar
kita, kita jangan asal ikut-ikutan senang tapi ternyata dampaknya
membayakan akidah sendiri. hadirnya artis Korea (K-POP) dalam blantika
hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagaian
besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari sinetron,
lagu, bahkan pakian dengan aksisorisnya menjadi kiblat bagi mereka
yang mengidolakan. Hampir semua remaja kini menggandrungi dan
cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak
tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai
bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironis, karena saking
inginnya untuk perfect dalam berbahasa Korea, seorang gadis fans berat
Korean Style dari Inggris benama Rhiannon Brooksbank-Jones mengoprasi
lidahnya.
Tidak saja di Indonesia, ternyata virus demam artis korea dengan
K-Pop-nya telah menjalar ke Negara Eropa. Sebuah media baru-baru ini
memuat kesuksesan artis Korea terlebih dalam dunia tarik suara, tidak
saja membooming di Asia, namun sudah menembus di Eropa. Hal ini
terbukti dengan suksesnya konser lima band asal Korea Selatan di Le
Zenith de Paris Concert Hall, Paris, Prancis yang digelar 10 Juni
lalu.
Bicara tentang keberhasilan dunia intertainment Korea, tentunya yang
dimaksud adalah Korea selatan yang pro dengan gaya hidup Barat
(Amerika). Tentulah tidak mengherankan jika yang mencuat, dan sedang
naik daun dalam dunia intertainment adalah Korea Selatan, bukan Korea
Utara. Karena media Barat sangat berjasa dalam memboomingkan
artis-artis Negeri Ginseng tersebut. Bukan tanpa maksud para awak
media Barat dengan kroni-kroninya menskenario popularitas artis Korea
dengan K-Pop, sinetron dan fashionnya. Tidak ada makan siang geratis
bagi Barat dalam setiap memberikan bantuan jasa kepada negara lain.
Ada misi tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan bagi peradaban
Barat dan Amerika pada khususnya. Penulis tidak bermaksud membahas
keuntungan apa yang diperoleh Barat terhadap Gelombang Korean Style,
namun lebih menfokuskan kepada bahaya apa yang dibawa fenomena
idolasisasi ini.
K-POP adalah Produk Hegemoni (invasi Budaya) Barat
Dr Adian Husaini, peneliti pemikiran dari INSIST, mengatakan, maraknya
idolasisasi terhadap hiburan inport (dalam hal ini Korea), merupakan
sebuah bukti bahwa betapa kuat arus globalisasi dalam bidang hiburan,
yang mana globalisasi mengarah pada "imperialisme Budaya" Barat
terhadap budaya lain. Inilah yang kemudian disebut dengan hegemoni
Barat. Hegemoni adalah mengendalikan negara bawahannya melalui
imperialisme budaya, misalnya bahasa (lingua franca penguasa) dan
birokrasi (sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan), untuk
memformalkan dominasinya. Hal ini membuat kekuasaan tidak bergantung
pada seseorang, melainkan pada aturan tindakan.
Menurut Antonio Gramsci bahwa dominasi Barat terhadap budaya di
negara-negara berkembang, bertujuan untuk memaksa negara berkembang
agar terpaksa mengadopsi budaya Barat. Sedangkan bagi Dr Adian, salah
satu misi dari hegemoni Barat terutama Amerika ialah mengekspor
moderintas dan memprogandakan konsumerisme. Dari pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan hegemoni Barat terhadap bangsa lain
adalah untuk melanggenkan dominasi peradabannya.
K-POP Berbaya bagi Aqidah Umat
Demam Korean style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal
ini disebabkan Korean style, selain mencemari tradisi budaya Indonesia
yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan
mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Agama. Korean style sebagai produk
globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan, telah mengikis akhlak umat
Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan
matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam
model busananya, menggeser polapikir para penikmatnya. Hal itu
kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.
Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset,
pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir
dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari
mereka dianggap positif dan selalu diup -date. Bahkan Minuman Wine
(bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan
menyehatkan meski agak memabukkan. Jika dikaji dalam perspektif hukum
Islam, gelombang Korean Style tidak saja bisa mengikis akhlak umat
Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan
karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai
artis ideola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku
sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar
dari akhlak Islam.
Sebuah peringatan keras dalam al-Qur'an bagi mereka yang menjadikan
idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik.
Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:
"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat
siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."
Menurut Ibn Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan lafadz
"auliya'" itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan
idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan
penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim,
bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari
mukmin menjadi munafiq. Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat.
Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun
lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna
al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).
Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa' 144, Allah melarang orang-orang
beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja
dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman
Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ
لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)." (QS:
Al-Nisaa'. 144).
Kesimpulan
Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele,
sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata tetapi ternyata
dibalik itu ternyata banyak penyimpangan-penyimpangan dan prilaku yang
menunjukan pertentangan dengan ajaran syari'at. Disamping korean pop
adalah produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style
telah membawah problem yang serius bagi umat Islam, problem yang
menyebabkan dekadensi akhlak dan dekonstruksi aqidah alias rusaknya
akidah. Karenanya, segenap kaum Muslimin, mari kita rapatkan barisan,
guna membentengi umat dari serangan virus yang lahir dari
globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberedaannya dapat
menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta memalingkan pengikutnya dan
tidak akan kembali. Bak anak panah, ia terlepar dari gendewanya.
Wallahu 'a'lam bi shawwab.
refrerensi :
- hidayatullah.com
- berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar